Cagar Budaya situ Babakan:WISATA jakarta selatan


Pelestarian Asset Budaya Betawi

Situ Babakan adalah kawasan Cagar Budaya Betawi yang ditetapkan pemerintah DKI Jakarta, menggantikan kawasan Condet di Jakarta Timur yang dianggap sudah tidak relevan menyandang predikat Cagar Budaya Betawi karena perubahan baik fisik maupun non-fisik kawasan yang sangat pesat.

Setelah gagal mempertahankan kawasan Condet di Jakarta Timur sebagai kawasan budaya Betawi-akibat ketidakjelasan dan ketidakonsistenan Pemda DKI melaksanakan rencananya-Pemda DKI hari Jumat tanggal 1 Juni 2001 kembali mencanangkan kawasan Perkampungan Budaya Betawi yang kali ini berlokasi di Situ Babakan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Pencanangan kampung Betawi itu dilakukan Gubernur DKI Sutiyoso bersamaan dengan dimulainya rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-474 Ja-kartaPerkampungan Budaya Betawi Situ Babakan luasnya sekitar 165 hektar termasuk Situ Babakan dan Situ Mangga Bolong dengan batas fisik, bagian utara berbatasan dengan Jalan Moch Kahfi II; bagian timur berbatasan dengan Jalan Putera, Jalan Mangga Bolong Timur; bagian selatan berbatasan dengan Jalan Tanah Merah, Jalan Srengseng Sawah, Jalan Puskesmas; sementara bagian Barat berbatasan dengan Jalan Moch Kahfi II. Perkampungan ini terdiri dari empat rukun warga (RW) yang didiami 3.000 kepala keluarga di mana sebagian besar daripadanya adalah orang asli Betawi yang sudah turun-temurun tinggal di daerah tersebut. Sebagian lagi berasal dari daerah lain, antara lain Jawa Barat dan Kalimantan yang sudah lebih dari 30 tahun tinggal di sana. Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Betawi Abdul Sukur mengatakan, warga Betawi bertekad mewujudkan Situ Babakan menjadi perkampungan Betawi. "Ini mengacu dari pengalaman sebelumnya, saat Condet dijadikan kawasan perkampungan Betawi, namun gagal karena sekarang ini daerah tersebut tidak lagi bernuansa Betawi," kata Abdul. Menurut dia, masyarakat diminta melanjutkan pembangunan rumahnya dengan nuansa Betawi, dan tidak diperkenankan menjual tanahnya untuk mendirikan bangunan yang tidak bernuansa Betawi. "Pemda DKI berjanji akan membantu membangun rumah yang sudah telanjur ada menjadi bangunan bernuansa Betawi, jika pemiliknya tidak memiliki anggaran," ujarnya. Pembangunan kawasan ini diharapkan menjadikan budaya Betawi tetap terpelihara, dan terus berkembang sehingga diperhitungkan dalam kancah percaturan kompetisi budaya daerah-daerah lain di Jakarta sebagai Ibu Kota negara. Di tempat ini akan dijumpai gaya arsitektur, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama, serta masih banyak lagi kekayaan seni budaya Betawi lainnya.

Menilik dari pengalaman menata kawasan cagar budaya Condet di Jakarta Timur. Namun, namun ternyata kawasan itu berkembang tanpa terkendali karena rencana Pemda DKI tidak diterapkan secara konsekwen di lapangan. Di sisi lain, warga Condet juga mempunyai hak untuk tidak dirugikan akibat kebijakan Pemda DKI, yang antara lain juga melarang warga menjual lahannya di Condet.

Lokasi Situ Babakan adalah di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan.Lokasi ini dapat dicapai dari Jalan Srengseng Sawah maupun Jalan Moh.Kahfi II. Saat ini (2006) , perkampungan terdiri dari empat Rukun Warga dengan sekitar 3.000 keluarga. Sebagian besar penduduk adalah warga Betawi asli, disamping warga pendatang dari berbagai daerah Indonesia, tetapi sudah lama diam di daerah tersebut dan beradaptasi dengan penduduk Betawi setempat.

Sumber Pustaka: Kompas, Tokoh Masyarakat Srengseng Sawah, Jagakarsa.